Posted by : Unknown
Sabtu, 21 November 2015
Indonesia dikenali di Internet
dengan Top Level Domain (TLD) .id, seperti www.ristek.go.id untuk kantor
Menteri Negara Riset dan Teknologi. Memang tidak ada keharusan bagi semua mesin
di Indonesia untuk menggunakan TLD-ID (.id) sebagai nama mesin yang digunakan.
Banyak juga yang menggunakan .com seperti detik.com dan kompas.com.
Pengelola Domain Tingkat
Tertinggi (DTT)-ID secara tidak resmi telah lama dimanfaatkan oleh Pusat Ilmu
Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI) dalam perangkat lunak pendukung
UUCP, yaitu pathalias dan uumap. Menurut mantan postmaster mesin indogtw.uucp,
Partono Rudiarto (Didik), DTT-ID telah digunakan sejak akhir tahun 1980-an.
Tentu saja, yang dapat menginterpretasikan domain seperti indogtw.ui.ac.id pada
saat itu hanyalah komputer yang menjalankan program pathalias pada program
smail atau sendmailnya. Keluhan pun banyak muncul, mengingat sebagian besar
masyarakat Internet tidak dapat memberikan reply pada e-mail yang berasal dari
Indonesia melalui simpul indogtw.uucp.
Desakan pun muncul agar DTT-ID
didaftarkan secara resmi. Sejak tahun 1988, UI berupaya mencari penyelesaian
pengurusan DTT-ID tersebut, dengan mendekati beberapa institusi seperti Ditjen
POSTEL, P.T. Indosat, Perumtel (kini P.T. Telkom), P.T. Lintasarta, dan
lain-lain. Sayang sekali, pada saat itu, pengetahuan dan minat institusi
tersebut terhadap internet sangat minim. Hingga awal tahun 1993, Universitas
Indonesia (UI) tetap menunjukan keberatannya untuk menindaklanjuti pendaftaran
DTT-ID tersebut karena alasan teknis maupun karena tidak ingin direpotkan
secara administratif.
Titik terang terjadi setelah
terbentuknya sebuah kelompok kerja informal yang bertemu di UI (Depok) pada
tanggal 8 Mei 1992. Hadir pada pertemuan kelompok yang kemudian lebih dikenal
dengan nama Paguyuban ini ialah wakil-wakil dari BPPT, LAPAN, STT Telkom, dan
UI. Hasil langsung dari pertemuan Paguyuban tersebut ialah dibukanya:
link UUCP antara BPPT dan UI (Depok) link radio
407 MHz antara UI (Depok) dan LAPAN (Rancabungur - Bogor), serta kemudian
disambung link radio 139 MHz antara LAPAN
(Rancabungur) dan ITB. Paguyuban dapat dikatakan
menjadi perintis kerjasama jaringan komputer antar institusi di Indonesia.
Salah satu faktor pendukung suksesnya Paguyuban ini ialah dukungan teknis jarak
jauh dari sebuah mailing-list (milis) bernama PAU-MIKRO pada alamat
pau-mikro@ee.umanitoba.ca. Pada awalnya, milis ini merupakan wahana komunikasi
para staf PAU Mikro Elektornika ITB yang sedang tugas belajar di luar negeri.
Namun, kemudian berkembang menjadi forum diskusi teknis terbuka, hingga dapat
dikatakan pada saat tersebut telah menjadi aset nasional.
Pembukaan link tersebut di
atas menyebabkan peningkatan penggunaan DTT-ID beserta DTD tidak resminya.
Desakan untuk mendaftarkan DTTID secara formal pun meningkat, menyebabkan UI
memberanikan diri mendaftarkan DTT-ID melalui bantuan UUNET di USA. Walaupun
DTTID sudah terdaftar sejak 27 Februari 1993, berita tersebut baru tersampaikan
UUNET (Kyle Jones) pada tanggal 4 Maret 1993. Orang yang menjadi penanggung
jawab pertama domain .id di Indonesia adalah Rahmat M. Samik-Ibrahim dari UI.
Beberapa orang dan organisasi
yang sempat bertanggung jawab sebagai Top Level Domain (.id) di Indonesia
adalah:
- Rahmat M. Samik Ibrahim (Universitas Indonesia) 1993-1998.
- Budi Raharjo (IDNIC http://www.idnic.net.id) 1998-2005
- DEPKOMINFO 2005 selama beberapa bulan
- PANDI (http://www.pandi.or.id) 2005 sampai sekarang